Cerita Perjalanan Pemberdayaan Komunitas

Pada bulan November mata pelajaran Sosiologi membahas tentang Rambanan. Bahan-bahannya yaitu polybag, pupuk dan bibit yg sudah disemai.
Proses ini diawali dengan bibit yg sudah disemai dan lalu semaian tadi dibawa ke sekolah untuk melakukan program Festival Rambanan.
Setelah itu kita berkunjung ke kandang untuk melakukan wawancara dengan pemilik nya, seperti menanyakan kambingnya berapa?, Makanannya apa?, 
Jenis kambingnya apa?, Dll.





Setelah diidentifikasi ternyata progam Festival Rambanan gagal karena hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi.
Lalu pada bulan Januari melakukan program baru yaitu Pemberdayaan komunitas di Desa Dadapan. Mengidentifikasi potensi yang ada didesa Dadapan seperti sendang ayu, wisata religi, dan pemberdayaan alpukat dll. Setelah itu membuat kelompok yg berjumlah sekitar 7-9 orang. Lalu merumuskan program dan membuat makalah untuk diprint. Dalam program ini kami dibimbing oleh bapak Suhadi dan dalam pembuatan makalah kami disuruh untuk merevisi karena kata-kata yg digunakan terlalu tinggi. Lalu setelah semua persiapan nya sudah matang kami berkunjung ke lapangan dengan membawa bibit, membawa bambu pelindung bibit, membawa plastik untuk melindungi bibit dari paparan sinar matahari langsung. Kemudian kami iuran 20.000 untuk praktek pemberdayaan masyarakat dan dikelola oleh kelas. Kemudian tepatnya tanggal 31 Januari kami melakukan praktek tersebut dengan melalui persiapan seperti: membawa bekal, minum, memakai baju olahraga.
Sebelum berangkat kami melakukan pembekalan materi dilapangkan sebelah aula untuk dibekali etika berkunjung, wawancara menanam, lalu kita berdo'a sebelum berangkat. Lalu masuk ke bus dengan membawa barang².

Dalam perjalanan ada hal-hal yang sangat menarik seperti Truk yg bermuatan batu miring hampir roboh karena jalannya tidak rata dan truk tadi bermuatan berat, sehingga terjadi kemacetan. Sesampainya di lokasi kita diturunkan ditempat yang salah sehingga kita harus jalan kaki ke lokasi tersebut dengan jalanan yang menanjak. Tetapii seruuu saat kami jalan kaki, kami menemukan pohon rambutan yang lebat buahnyaa, menyapa warga sekitar. Tidak terasa kita sudah sampai di lokasi kami berkumpul lagi untuk dibimbing lagi proses penanaman. Selama pembimbingan kami membeli pentol, pentolnya enak sampai penjualnya bolak balik lagi karena kehabisan haha.
Lalu melakukan pembukaan pada bibit, kresek, bambu dan dikumpulkan didepan.
Para Bapak/Ibu guru dan perangkat desa duduk di kursi.
Dengan acara yang dibuka oleh ibu Sri Nur Hayati dengan diawali dengan sambutan kepala desa Dadapan yang berbicara tentang potensi desa Dadapan, sawah, gunung, lembah dll.
Lalu sambutan dari Bapak Kepala Sekolah SMA N 1 Pamotan yang berbicara tentang "Anak muda masih tampak didesa bukti desa punya harapan". Berharap siswa² nya belajar dengan komunitas desa.
Kemudian sambutan dari komunitas yg berbicara tentang uncapan selamat datang, salam, terimakasih sudah berkunjung, lalu bercerita tentang potensi desa, program unggulan yg ada di desa. Lalu kami semua beranjak ke ladang dan memulai menanam bersama dengan dibimbing oleh mas Faza selaku ketua komunitas.





 Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 siang dan kelompok kami berhasil menanam 3 bibit alpukat. Lalu kami semua beristirahat dan makan bersama. Selang beberapa menit setelah makan kami melakukan wawancara dengan komunitas. Selesai wawancara kita pulang. Saat diperjalanan pulang Alhamdulillah hujan turun, seruuu sekaliii. kami pulang melewati jalanan gunung yg berkelok-kelok.

Pengalaman yang saya dapatkan yaitu dapat mengetahui bagaimana cara menanam bibit pada buah alpukat, bisa menikmati pemandangan dari pegunungan yang sangat luar biasa indah nya, dapat menikmati waktu bersama dengan teman-teman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transkrip Wawancara: Konflik sosial di era pandemi Covid 19

Perubahan Sosial Masyarakat Pantai Wisata KarangJahe

Mengidentifikasi Masalah-Masalah Yang Ada Di Pasar Tradisional Pamotan